Kenapa sih malam hari? mungkin anda bertanya- tanya, tetapi banyak juga yang paham bahwa malam hari biasanya dipilih untuk proses pemasangan perangkat, baik penggantian atau pemasangan baru, karena logika sederhananya adalah pekerjaan/perbaikan yang dilakukan tidak akan mengganggu layanan kepada pelanggan. Bayangkan sendiri kalau sebuah BTS dilakukan perbaikan pada jam sibuk, kita sebagai pengguna akan merasa sangat terganggu dengan tidak bekerjanya gawai pintar atau smartphone kita. Semuanya menjadi masalah baik bagi pengguna maupun operator layanan, jadi inilah ide utama kenapa dilakukan pekerjaan pada malam hari.
Di banyak literatur atau standar operasi dari perusahaan telekomunikasi, utamanya vendor (penyedia dan pemelihara perangkat jaringan), bila meninjau dari sisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), maka jawabannya adalah: tidak disarankan untuk bekerja pada malam hari atau "dark hours", dimana alasan utama adalah karena minimnya tingkat penglihatan dari pekerja. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tetap boleh dilakukan? jawabannya bisa tetapi dengan persiapan khusus. Bagi yang familiar di dunia K3 atau risk management kita mengenalnya sebagai Risk Assessemnent (RA) atau penilaian risiko. Pada intinya RA adalah mengidentifikasi bahaya yang ada, memberi penilaian tentang tingkat bahaya dan kemungkinan dia terjadi, lalu menetapkan tindakan pencegahan atau mitigasi yang tepat kalau memang terjadi insiden. Untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan tentang RA pada tulisan berikutnya, kali ini saya akan menginspirasi anda tentang bekerja di malam hari dulu.
Kita sepakat dulu, bekerja di ketinggian pada malam hari dan siang hari, yang membedakan adalah 'cahaya' atau 'penerangan'. Oleh karena itu maka kita memerlukan cahaya buatan yang menurut JK3T bisa dipilih sesuai kebutuhan pekerjaan. Tidak ada nilai intensitas cahaya yang ditentukan standar saat ini di Indonesia, tetapi kebanyakan head lamp yang dijual bebas biasanya sudah cukup memadai.
Bila anda akan menyusun prosedur maka hal berikut mungkin bisa menginspirasi anda:
1. Persiapan APD (Alat Pelindung Diri) dan peralatan:
Sangat disarankan pekerjaan di menara telekomunikasi, utamanya yang diperlukan pemanjatan hanya dibatasi pada lingkup, penyesuaian arah antena (pointing), pelepasan atau pemasangan kabel sederhana, pemeriksaan atau pekerjaan perbaikan ringan saja. Untuk pengangkatan (rigging & lifting) sebvaiknya dilakukan siang hari sebelum pekerjaan lain yang hanya bisa/disarankan dikerjakan pada malam hari.
Setiap standard bisa saja berbeda tergantung dari referensi yang digunakan, tetapi paling tidak tulisan ini bisa menginspirasi anda bagaimana membuat prosedur untuk bekerja malam hari yang melibatkan pemanjatan menara. Silahkan sampaikan pemikiran dan saran anda di kolom komentar atau kirim email ke [email protected] untuk dapat menjadi masukan bagi kita semua.
Di banyak literatur atau standar operasi dari perusahaan telekomunikasi, utamanya vendor (penyedia dan pemelihara perangkat jaringan), bila meninjau dari sisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), maka jawabannya adalah: tidak disarankan untuk bekerja pada malam hari atau "dark hours", dimana alasan utama adalah karena minimnya tingkat penglihatan dari pekerja. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tetap boleh dilakukan? jawabannya bisa tetapi dengan persiapan khusus. Bagi yang familiar di dunia K3 atau risk management kita mengenalnya sebagai Risk Assessemnent (RA) atau penilaian risiko. Pada intinya RA adalah mengidentifikasi bahaya yang ada, memberi penilaian tentang tingkat bahaya dan kemungkinan dia terjadi, lalu menetapkan tindakan pencegahan atau mitigasi yang tepat kalau memang terjadi insiden. Untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan tentang RA pada tulisan berikutnya, kali ini saya akan menginspirasi anda tentang bekerja di malam hari dulu.
Kita sepakat dulu, bekerja di ketinggian pada malam hari dan siang hari, yang membedakan adalah 'cahaya' atau 'penerangan'. Oleh karena itu maka kita memerlukan cahaya buatan yang menurut JK3T bisa dipilih sesuai kebutuhan pekerjaan. Tidak ada nilai intensitas cahaya yang ditentukan standar saat ini di Indonesia, tetapi kebanyakan head lamp yang dijual bebas biasanya sudah cukup memadai.
Bila anda akan menyusun prosedur maka hal berikut mungkin bisa menginspirasi anda:
1. Persiapan APD (Alat Pelindung Diri) dan peralatan:
- Sama atau sesuai dengan jenis pekerjaan, tetapi secara umum sama dengan bekerja pada ketinggian pada siang hari seperti: fullbody harness, double hook lanyard dengan absorber, climbing helmet, safety shoes dst.
- Lampu penerangan kepala, disarankan 3 (tiga) buah, lampu utama, cadangan dan indikator.
- Penerangan untuk tim di bawah: sejenis senter berkekuatan besar (torch with narrow angle).
- Lampu indikator untuk menunjukan posisi bawah/darat, karena dalam kegelapan yang absolut akan sulit bagi pemanjat untuk membedakan mana bagian atas dan bawah dari menara.
- Peralatan lain yg disarankan sesuai standar perusahaan masing-masing tetapi paling tidak disediakan: P3K, nomor telepon darurat, pita pembatas area kerja dll.
- Sudah pernah memanjat/ survey menara yang akan dipanjat pada siang hari atau sebelum gelap.
- Pastikan pemanjat telah mendapat pelatihan: Teknisi Akses Tali tingkat 1 dan membawa lisensi yang diterbitkan sesuai dengan jenis pelatihannya.
- Siapkan APD & peralatan sesuai dengan yang disarankan di atas.
- Periksa kelayakan APD & peralatan tersebut untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, dari pengalaman lampu kepala yang menggunakan batre dapat bertahan 8 jam kerja, tetapi belum pernah dibuktikan untuk kelanjutannya dalam percobaan kami.
- Bagi pemanjat, sama dengan bekerja pada malam hari, pastikan titil tambat berada di atas kepala atau minimum sebatas dada. Ini untuk memperkecil jarak jatuh.
- Titik tambat hanya diletakkan di area yang berbeda, untuk memastikan bila titik tambat gagal di satu tempat tidak berpengaruh terhadap titik tambat lainnya.
- Gunakan pemeriksaan tambatan: lihat, dengar dan uji. Lihat dimana anda lakukan penambatan atau meletakkan hook, dengar apakah bunyi 'klik' untuk memastikan penguncian, dan uji dengan sedikit memberikan tarikan untuk memastikan titik tambatan.
- Kalau bekerja gunakan work positioning lanyard yang biasanya berbentuk single lanyard.
- Bagi yang di bawah/darat, tetap berada di lokasi untuk mengawasi pergerakan pemanjat serta memberikan pertolongan bila diperlukan.
Sangat disarankan pekerjaan di menara telekomunikasi, utamanya yang diperlukan pemanjatan hanya dibatasi pada lingkup, penyesuaian arah antena (pointing), pelepasan atau pemasangan kabel sederhana, pemeriksaan atau pekerjaan perbaikan ringan saja. Untuk pengangkatan (rigging & lifting) sebvaiknya dilakukan siang hari sebelum pekerjaan lain yang hanya bisa/disarankan dikerjakan pada malam hari.
Setiap standard bisa saja berbeda tergantung dari referensi yang digunakan, tetapi paling tidak tulisan ini bisa menginspirasi anda bagaimana membuat prosedur untuk bekerja malam hari yang melibatkan pemanjatan menara. Silahkan sampaikan pemikiran dan saran anda di kolom komentar atau kirim email ke [email protected] untuk dapat menjadi masukan bagi kita semua.