Pengurus periode ketiga Jaring K3 Telko (JK3T) utk tahun 2017-2020 telah tebentuk sejak Juli tahun ini, yang unik dari kepengurusan kali ini adalah terwakilinya tiga unsur utama untuk industri telekomunikasi yaitu operator, vendor dan subkontraktor. Lalu kenapa menjadi unik juga penting? saya coba jelaskan dalam beberapa poin untuk dapat dipahami oleh anggota JK3T serta masyarakat umum.
Paling tidak kami menemukan dua hal paling penting yaitu 'keterwakilan' dan 'kesepakatan' tentang apa yang paling baik untuk inisiatif K3. Keterwakilan bisa diumpamakan dengan harapan terlaksananya pekerjaan oleh mereka yang terlibat sambil tidak melupakan kepentingan yang saling berhubungan. Selain itu eksekusi pekerjaan yang mematuhi standar dan peraturan mempunyai harapan lebih untuk dapat terlaksana dengan baik, misalkan kita mematuhi standar internal perusahaan, asosiasi serta sambil merujuk ke bagaimana pemerintah mengatur K3 dalam pekerjaan pada ketinggian (PERMENAKER No 9 tahun 2016), maka kita telah mulai meminimalkan risiko pekerjaan.
Bekerja di industri telekomunikasi bila dilihat dari sisi K3 tidak hanya mengenai 'bekerja di ketinggian', masih banyak lagi bahaya yang mungkin ada. Seperti pada data dari salah satu vendor infrastruktur telekomunikasi, jumlah near miss (hampir celaka) pada dua tahun pencatatan insiden adalah mengenai hampir celaka yang melibatkan 'kecelakaan di jalan', baik itu karena perjalanan yang jauh (saat ini infrastruktur banyak dikerjakan di are terpencil) juga karena faktor kendaraan yang tidak layak (karena kurangnya perhatian kepada perawatan kendaraan). Data sharing, best practice juga hal lain menjadi penting kalau kita bersatu untuk mencegah hal yang tidak kita inginkan baik itu fatality maupun kerugian material.
Saya ingin mengingatkan bersatu itu penting, bukan berarti kita membuka 'borok' perusahaan sendiri, tetapi semangatnya adalah membicarakan pencegahann seperti semangat lambang K3 yaitu palang berwarna hijau yang lebih ke makna 'pencegahan' daripada sebuah tindakan kuratif yang kalau di dunia medis lebih diwakili oleh palang berwarna merah. Dengan saling membagi informasi juga saling mengingatkan maka harapan akhirnya adalah kesejahteraan pekerjaan dalam tanda kutip, yang mungkin saja nilainya lebih besar dari sekedar kompensasi gaji dan benefit. Seorang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sehingga mengalami cacad permanen misalnya, tidak akan mempunyai kualitas hidup yang sama dibanding dengan pekerja yang tidak mempunyai disabilitas, ini jadi salah satu contoh ekstrim, kenapa bersatu itu penting dalam menghadapi risiko bahaya dan kecelakaan di tempat kerja.
Kata kunci lain yaitu 'kesepakatan' yang saya kemukakan sebelumnya lebih kepada harmonisasi standar dan best practices, ketika kita sebagai pelaku di industri telekomunikasi datang dari berbagai belakang jenis perusahaan yang mempunyai standar, prosedur dan lain-lain yang mungkin berbeda. Bila masih mengambil perumpamaan dengan bekerja di ketinggian, untuk mereka subkontraktor yang bekerja di beberapa vendor misalnya, mereka paling tidak bisa menyiapkan investasi minimum yaitu jenis pembinaan/pelatihan K3 mana yang paling minimum yang mereka bisa ambil sehingga bisa lebih efektif dalam menentukan investasi biaya pelatihan.
Jaring K3 Telko mungkin saat ini sudah mempunyai rekomendasi dari beberapa kurikulum/ modul untuk dapat diterapkan di industri telekomunikasi yaitu:
Bila anda, perusahaan serta almamater anda tertarik untuk bergabung silahkan untuk dapat menghubungi kami di [email protected] atau [email protected] untuk informasi selanjutnya. Ayo bergabung untuk menjadikan industri telekomunikasi yang lebih peduli kepada K3.
Paling tidak kami menemukan dua hal paling penting yaitu 'keterwakilan' dan 'kesepakatan' tentang apa yang paling baik untuk inisiatif K3. Keterwakilan bisa diumpamakan dengan harapan terlaksananya pekerjaan oleh mereka yang terlibat sambil tidak melupakan kepentingan yang saling berhubungan. Selain itu eksekusi pekerjaan yang mematuhi standar dan peraturan mempunyai harapan lebih untuk dapat terlaksana dengan baik, misalkan kita mematuhi standar internal perusahaan, asosiasi serta sambil merujuk ke bagaimana pemerintah mengatur K3 dalam pekerjaan pada ketinggian (PERMENAKER No 9 tahun 2016), maka kita telah mulai meminimalkan risiko pekerjaan.
Bekerja di industri telekomunikasi bila dilihat dari sisi K3 tidak hanya mengenai 'bekerja di ketinggian', masih banyak lagi bahaya yang mungkin ada. Seperti pada data dari salah satu vendor infrastruktur telekomunikasi, jumlah near miss (hampir celaka) pada dua tahun pencatatan insiden adalah mengenai hampir celaka yang melibatkan 'kecelakaan di jalan', baik itu karena perjalanan yang jauh (saat ini infrastruktur banyak dikerjakan di are terpencil) juga karena faktor kendaraan yang tidak layak (karena kurangnya perhatian kepada perawatan kendaraan). Data sharing, best practice juga hal lain menjadi penting kalau kita bersatu untuk mencegah hal yang tidak kita inginkan baik itu fatality maupun kerugian material.
Saya ingin mengingatkan bersatu itu penting, bukan berarti kita membuka 'borok' perusahaan sendiri, tetapi semangatnya adalah membicarakan pencegahann seperti semangat lambang K3 yaitu palang berwarna hijau yang lebih ke makna 'pencegahan' daripada sebuah tindakan kuratif yang kalau di dunia medis lebih diwakili oleh palang berwarna merah. Dengan saling membagi informasi juga saling mengingatkan maka harapan akhirnya adalah kesejahteraan pekerjaan dalam tanda kutip, yang mungkin saja nilainya lebih besar dari sekedar kompensasi gaji dan benefit. Seorang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sehingga mengalami cacad permanen misalnya, tidak akan mempunyai kualitas hidup yang sama dibanding dengan pekerja yang tidak mempunyai disabilitas, ini jadi salah satu contoh ekstrim, kenapa bersatu itu penting dalam menghadapi risiko bahaya dan kecelakaan di tempat kerja.
Kata kunci lain yaitu 'kesepakatan' yang saya kemukakan sebelumnya lebih kepada harmonisasi standar dan best practices, ketika kita sebagai pelaku di industri telekomunikasi datang dari berbagai belakang jenis perusahaan yang mempunyai standar, prosedur dan lain-lain yang mungkin berbeda. Bila masih mengambil perumpamaan dengan bekerja di ketinggian, untuk mereka subkontraktor yang bekerja di beberapa vendor misalnya, mereka paling tidak bisa menyiapkan investasi minimum yaitu jenis pembinaan/pelatihan K3 mana yang paling minimum yang mereka bisa ambil sehingga bisa lebih efektif dalam menentukan investasi biaya pelatihan.
Jaring K3 Telko mungkin saat ini sudah mempunyai rekomendasi dari beberapa kurikulum/ modul untuk dapat diterapkan di industri telekomunikasi yaitu:
- Kurikulum K3 Listrik
- Kurikulun K3 Rigging & Lifting
- Kurikulum K3 Working at Night
- Kurikulum K3 Tower Climbing
Bila anda, perusahaan serta almamater anda tertarik untuk bergabung silahkan untuk dapat menghubungi kami di [email protected] atau [email protected] untuk informasi selanjutnya. Ayo bergabung untuk menjadikan industri telekomunikasi yang lebih peduli kepada K3.